Senin, 19 Desember 2016

Revolusi ELANG


Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, dapat mencapai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu seekor elang harus membuat keputusan besar pada umurnya yang ke 40.

Saat umur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang.

Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan: Menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari.

Minggu, 18 Desember 2016

10 Skill Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan di Masa Depan


Memasuki babak baru era revolusi industri keempat di tahun 2020 mendatang, menurut prediksi, muncul beberapa tren kecanggihan teknologi yang menggeser peran manusia, perkembangan media komunikasi yang begitu pesat, komunitas yang semakin besar, dan terhubungnya setiap manusia secara global di ranah digital.

Perkembangan teknologi ini akan mengubah cara kita hidup dan bekerja. Beberapa pekerjaan akan hilang dan akan muncul profesi baru yang bahkan saat ini tidak ada.
Seperti yang kita rasakan beberapa tahun belakangan ini, gempuran teknologi “memaksa” terjadinya pergeseran suatu media menyajikan berita, dari media cetak dan elektronik ke media online, hingga kini merambah ke linimasa.

Fenomena tersebut mau tak mau memaksa pelaku industri dan startup untuk terus berinovasi dan jeli melihat peluang pasar agar tidak sampai gulung tikar dan tetap berkembang.

Rabu, 09 November 2016

Lulusan ITB ini Raih Berbagai Penghargaan dari Jualan Beras


Terlahir di keluarga petani beras Garut, Andris Wijaya (37) sukses mencatatkan diri sebagai pengusaha muda di tanah air yang berhasil mengangkat citra beras garut hingga pasar mancanegara. Sepeninggal sang ayah, Almarhum H. Dedi Mulyadi yang sejak tahun 1974 memperkenalkan beras Garut, awalnya Andris sempat ragu ketika diminta sang ibu untuk pulang ke kampung halaman.

“Ketika diminta ibu pulang, saya sudah bekerja sebagai karyawan dengan gaji cukup lumayan. Tapi setelah saya pikir ada benarnya juga, karena sayang, ayah sudah membangun pabrik dengan susah payah, sementara setelah beliau meninggal dibiarkan vakum begitu saja,” kata Andris. Padahal ketika dipegang sang ayah, beras Garut sempat mengalami kejayaan dan bisa mengirimkan beras hingga 57 ton per hari ke Jakarta.

Tak ingin usaha keluarga itu berhenti begitu saja, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, Andris pun membulatkan tekadnya untuk pulang ke kampung halaman dan meneruskan usaha penggilingan beras yang sudah dirintis sang ayah. Dengan latar belakang lulusan Diploma III Politeknik Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Energi, tentu tak mudah bagi Andris untuk banting stir menjadi penjual beras.

Selasa, 08 November 2016

Petualangan Hanum-Rangga Menjawab Tanya 'Apakah Muslim Penemu Amerika?'


Hanum dan Rangga baru saja menyelesaikan tugas dari Amerika dan hendak bertolak kembali ke Wina, Austria. Namun, nyatanya tugas kerja itu berbuah menjadi misi besar bagi keduanya. Bos Hanum menitipkan misi baru kepadanya: menelusuri jejak harta karun misterius para pelaut muslim Cina yang berlayar ke Amerika, jauh sebelum Columbus tiba sebagaimana tertulis dalam sejarah.

Ini misi yang sangat menarik dan tantangan baru bagi Hanum. Ia dan Rangga pun terbang dari New York ke San Fransisco untuk menyelesaikan misi tersebut. Tidak sendirian, Hanum mengajak sahabatnya Azima Hussein untuk terlibat karena Azima memiiki sumber terpercaya untuk menemukan bukti-bukti pelayaran muslim Cina ke benua Amerika tersebut.

Mesin Pencari Asli Indonesia, Bermisi Sosial Karya Mahasiswa UI


Berbagai macam permasalahan muncul dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa dari kita bisa mengatasinya namun beberapa orang lain kesulitas untuk menyelesaikan masalahnya. Alasan kesulitan tersebut bermacam-macam bisa karena kemampuan tetapi juga karena hal klasik seperti kekurangan dana. Namun ternyata persoalan menghimpun dana berusaha dipecahkan oleh seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) lewat mesin pencari.

Pemuda itu bernama Azka Silmi yang telah mengamati bahwa kegiatan browsing atau melakukan pencarian adalah kegiatan yang sudah menjadi keseharian masyarakat utamanya masyarakat yang telah melek digital. Bahkan menurutnya itu telah menjadi gaya hidup.

"Kegiatan browsing sudah jadi keseharian. Bahkan bisa dibilang sudah jadi bagian dari gaya hidup. Terlebih di Indonesia sendiri," ujar Azka seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Menyesapi Filosofi dan Estetika Batik Nusantara

"Tak sekadar seni lukis di permukaan kain, motif batik memiliki makna yang mendalam, cerminan filosofi hidup masyarakat tempat ia tercipta..."


Tanggal 2 Oktober 2009 lalu, UNESCO telah menetapkan bahwa hari tersebut dan seterusnya adalah hari batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Di Indonesia sendiri, ini merupakan hari Batik Nasional. Tahukah Anda macam batik-batik Nusantara? Berikut ini adalah macam-macam batik nusantara.

1. Batik Yogyakarta
Batik ini merupakan batik yang digunakan di lingkungan Keraton Yogyakarta. Batik ini memiliki tampilan warna dasar putih bersih. Motif-motif batik Yogyakarta bermacam-macam. Salah satunya adalah motif ceplok, grompol. Batik-batik Yogyakarta ini memiliki doa dan harapan bagi sang pemakai. Misalnya, dengan desain geometris yang berdasar pada pola bunga mawar atau bintang, ini melambangkan harapan baik bagi pengantin yang menggunakannya. Contoh lain adalah motif parang, keris, atau pedang yang melambangkan kewibawaan, kekuasaan, serta kebesaran pemakainya. Motif parang biasanya hanya digunakan oleh para raja serta keturunannya.

Senin, 07 November 2016

Terinspirasi Pedagang Pisang Aroma, Dian Raup Omzet Rp 80 Juta



Mengawali karir sebagai seorang karyawan bank swasta, awalnya Dian Aryanti (32) tak pernah menyangka dirinya bakal banting stir menjadi seorang pengusaha dan kini menekuni profesi barunya sebagai pelaku bisnis camilan pisang roll.

Setelah merasa jenuh dengan rutinitasnya sebagai karyawan bank, ibu satu anak ini akhirnya memutuskan resign dari jabatannya meski ia telah menekuni profesi tersebut selama kurang lebih 8 tahun lamanya. Langkah berat itu sengaja ia ambil karena Dian ingin lebih dekat dengan sang anak, dan tertantang untuk mencoba keluar dari zona nyaman.

Banyaknya waktu luang setelah jadi ibu rumah tangga, Dian manfaatkan untuk belajar membuat aneka makanan ringan. Saat itu Ia membuat camilan pisang roll setelah terinspirasi dari abang-abang pedagang pisang aroma di pinggir jalan.

Kisah Inspirasi : Belajar dari Ketulusan Seorang Tukang Ledeng


Suatu hari, pimpinan Mercedes Benz, sebut saja Mr.Benz menelpon seorang tukang ledeng yang direkomendasikan oleh temannya untuk memperbaiki kran air di rumahnya yang saat itu bocor. Temannya bilang kalau tukang ledeng yang satu ini bisa diandalkan. Ketika dihubungi oleh Mr.Benz, ternyata sang tukang ledeng tersebut sedang banyak pekerjaan dan baru bisa datang dua hari lagi. Akhirnya Mr.Benz pun setuju untuk menunggu 2 hari.

Keesokan harinya, sang tukang ledeng menghubungi Bos Mercy tersebut untuk sekedar menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu 1 hari lagi, sang Bos Mercy pun terkesan atas pelayanan dan cara berbicara sang tukang ledeng itu. Pada hari yang telah disepakati, sang tukang ledeng pun datang ke rumah Bos Mercy untuk memperbaiki kran rumahnya yang bocor. Setelah diutak-atik sana dan sini, kran pun selesai diperbaiki dan sang tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya.

Meski tugasnya sudah selesai, namun sekitar 2 minggu setelah itu, sang tukang ledeng menghubungi kembali Mr.Benz untuk sekedar menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah?

Foodstartup Indonesia Temukan Pebisnis Kuliner, Pakar, dan Pemodal


Foodstartup Indonesia merupakan event yang digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, dimana pada event tersebut para pemula di industri kuliner bakal dipertemukan dengan professional di bidang kuliner, serta pemberi akses permodalan.

Untuk pertama kalinya digelar di Indonesia, Foodstartup Indonesia 2016 ini rencananya akan diselenggarakan di Yogyakarta, tepatnya pada tanggal 28 – 30 November 2016 di The Alana Yogyakarta Hotel & Covention Center. Event ini menjadi ajang pelatihan, pembekalan, validasi ide, mentorship, dan pitching sebagai persiapan tahap perkembangan berikutnya.

Pada event Foodstartup Indonesia 2016 ini akan disaring sekitar 50 foodstartup dari Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kriteria produk kuliner yang menarik, tentunya mengutamakan unsur kreativitas dan menggunakan unsur teknologi dalam pengolahan atau pemasarannya.

Minggu, 06 November 2016

Ponsel Mengandung Banyak Bakteri Lho!


PONSEL, seakan menjadi kebutuhan pokok saat ini. Hampir semua orang tak bisa melepas diri dari ponsel. Terlebih, saat terdapat berbagai macam ponsel canggih. Dimana, segala kebutuhan dapat didapat dengan mudah. Baik kebutuhan berupa informasi maupun hiburan. Meski begitu, di balik kecanggihan ponsel, ternyata hal lain yang cukup berbahaya. Apakah itu? Menurut penelitian, setiap satu inci persegi, perangkat mobile mengandung sekitar 25 ribu kuman.
 
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa perangkat mobile merupakan salah satu benda yang tidak higienis. Bahkan perangkat mobile dianggap lebih kotor dibandingkan dudukan toilet sekalipun. Sebagian orang menyadari bahwa ponsel yang digunakan merupakan salah satu sarang kuman, akan tetapi diperkirakan tidak sedikit pula yang belum mengetahui informasi ini.

Rabu, 26 Oktober 2016

Pentingnya Pendidikan Karakter

Pembelajaran Baik Sistem Pendidikan di Finlandia


"Untuk anak usia dini atau pendidikan dasar, kami mencoba pengembangan kepribadian siswa, bukan skill, bukan belajar konten kurikulum yang spesifik. Kami kembangkan kepribadian sepenuhnya, belajar mengetahui dunia, belajar mengenal perbedaan mata pelajaran, juga kehidupan sosial, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, itu sangat penting untuk anak-anak muda." Prof. Erno August Lehtinen, guru besar pendidikan dari Universitas Turku, Finlandia.


Jakarta - Sistem pendidikan di Finlandia: sedikit pekerjaan rumah, sedikit waktu di dalam kelas, lebih banyak bermain, tak ada ujian nasional (UN) dan sebagainya. Namun, menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Bagaimana bisa?
Pada akhir pekan lalu, detikcom berkesempatan melakukan wawancara dengan Profesor Erno August Lehtinen, guru besar pendidikan dari Universitas Turku, Finlandia. Dia pun memaparkan jatuh bangun Finlandia membangun sistem pendidikan yang terkesan paradoks dengan sistem pendidikan di kebanyakan negara Asia. 

"Ya, pendidikan dasar di Finlandia berbeda dengan negara lain. Kami sangat menghargai anak-anak bermain bebas dan melakukan hal-hal lain dari pada hanya duduk di kelas. Ini pada awal-awal tingkat sekolah," kata Profesor Erno Lehtinen, guru besar pendidikan dari Universitas Turku Finlandia. 

Senin, 24 Oktober 2016

Masihkah Pekerja Perempuan Terdiskriminasi?

"Apakah dengan banyaknya perempuan yang sudah bekerja di berbagai bidang, dan adanya Undang-Undang Tenaga Kerja Nomor 13 tahun 2003 yang memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja, sudah menjamin terpenuhinya hak-hak dasar dan tidak ada diskriminasi terhadap pekerja perempuan? BELUM!" tegas Ibu Rani Ratnaningdyah, SH. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah dalam sambutan dan pembukaan pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) 'Peningkatan Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta' di RM. Sederhana Sukoharjo, Kamis (20/10).

FGD yang diadakan oleh BP3AKB Jateng dan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) Wilayah Jawa ini difasilitasi oleh Iwan setiyoko dan Lusiningtias, pegiat dari YSKK Solo. Tujuan dari FGD ini adalah untuk: Pertama. Meningkatkan kapasitas Perempuan khususnya perempuan yang bekerja di sektor swasta/UMKM dalam menganalisa persoalan dan potensinya dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan Negara; Kedua. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan perempuan mengenai konsep gender dan hak-hak perempuan khususnya perempuan yang bekerja di sektor swasta/UMKM (sektor formal dan informal); Ketiga. Membangun kesadaran kritis perempuan dan pemangku kebijakan/stakeholder terkait untuk mendorong kebijakan yang responsif gender khususnya bagi pekerja perernpuan baik formal maupun informal.

Senin, 17 Oktober 2016

The Highest Result of Tolerance is Respect and Social Relations


Oleh: dr. Gamal Albinsaid

Bismillahirrahmanirrahim...

Dua hari lalu, sebelum saya menerima penghargaan Empowering people Award dari Siemens di Jerman, salah seorang panitia mendatangi saya untuk menanyakan cara bersalaman diatas panggung karena pimpinan mereka adalah seorang wanita. Mereka menghormati ketika tahu saya tidak bersalaman dengan wanita karena tidak ingin bersentuhan dengan yang bukan muhrim saya. Saya cukup menempelkan kedua tangan saya, lalu menyapa mereka tanpa menyentuh tangannya. Mereka mengatur itu diatas panggung agar saya merasakan kenyamanan. Itulah toleransi.

Di perjalanan ke Inggris untuk kunjungan ke 15 perusahaan, pernah saya menaiki pesawat yang tidak menyediakan makanan halal. Setelah saya sampaikan kepada mereka saya hanya bisa makan makanan halal, mereka mencari sebuah mie instan yang memiliki label halal untuk saya. Itulah toleransi.

Anggaran Desa yang Responsif Gender, Mungkinkah?

Untuk menganalisa dokumen desa, menurut Pak Sunarjo (Pegiat IDEA Yogyakarta), seseorang harus tahu dan paham kondisi desa yang sebenarnya. "Sehingga kita tahu mengapa program dan kegiatan ini bisa muncul di APBDes. Karena setiap rencana pembangunan desa dimulai dari musyawarah dusun dan musyawarah desa," terangnya dalam diskusi.

"Misalnya mau menganalisa APBDes yang berperspektif kelompok rentan, tentu kita harus tahu jumlah dan jenis kelompok rentan yang ada di desa tersebut," imbuhnya dalam In House Training (IHT) di YSKK Surakarta, Selasa (11/10) lalu. IHT yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas badan pelaksana YSKK ini membahas tentang bagaimana membaca dan menganalisa dokumen desa yang responsif gender. Kegiatan dilaksanakan selama sehari penuh di Kantor YSKK, Kartosuro, Sukoharjo.

Minggu, 09 Oktober 2016

Lagu "Nasi Padang", Persembahan Pria Norwegia Ini untuk Indonesia

 
"And if you're a human, I would make you my wife..." ~ Audun Kvitland Rostad (Norwegia)

KOMPAS.com — Seorang pria Norwegia menciptakan sebuah lagu bertajuk "Nasi Padang".
Pria bernama Audun Kvitland Rostad itu mengunggah lagu tersebut di YouTube pada Selasa (4/10/2016).

Kabar tentang Kvitland, bule asal Norwegia yang bikin lagu berjudul “Nasi Padang”, makin viral di media sosial. Sebagai warga Indonesia, tentunya hal ini jadi satu kebanggaan tersendiri. Soalnya, makanan legendaris asal Sumatera Barat ini bakal lebih dikenal masyarakat Dunia.

Jauh sebelum populernya lagu “Nasi Padang”, Rendang (ikon masakan Padang) sudah lebih dulu dianggap sebagai salah satu makanan terenak di Dunia. Di Indonesia, lo bisa menemukan banyak rumah makan Padang yang tersebar di seluruh penjuru daerah. Di luar negeri sendiri masakan Padang juga sudah dikenal. Sayangnya, enggak gampang buat menemukan rumah makan Padang di luar negeri. Banyak bule yang suka main ke Indonesia hanya untuk menikmati kuliner Indonesia. Salah satunya ya masakan Padang. Menurut Kvitland, rasa masakan Padang yang khas bikin dia enggak bisa melupakan makanan tersebut.

Indonesia Ditargetkan Jadi Kiblat Wisata Halal Dunia pada 2019

 
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan hal mustahil bagi Indonesia menjadi 'kiblat' untuk wisata halal dunia pada 2019. Hal ini karena Indonesia sudah memiliki syarat '3S'.

"Tekad Indonesia besar untuk menjadi destinasi wisata halal nomor satu dunia," ujar Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya dalam acara Malam Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016 di Kementerian Pariwisata RI, beberapa waktu lalu. Indonesia akan menjadi kiblat pariwisata halal dunia pada 2019 mendatang.

Arief menjelaskan, halal tourism menjadi fokus Indonesia karena memiliki syarat 3S, yakni size, sustainable, dan spread. Pasar pariwisata halal di dunia sangat besar. Kurang lebih terdapat 6,8 miliar penduduk dunia, 1,6 miliar di antaranya merupakan umat muslim. Sebanyak 60 persen penduduk muslim dunia merupakan orang dewasa berusia di bawah 30 tahun.

Rabu, 05 Oktober 2016

Inovasi Fashion Ramah Lingkungan ala Merdi Sihombing

Liputan6.com, Jakarta Melalui peluncuran koleksi terbarunya di Grand Indonesia pada 26 Agustus 2016, Merdi Sihombing ikut terlibat dalam mendukung program pembangunan inklusif dan ramah lingkungan. Untuk pertama kalinya perancang busana Indonesia secara tunggal menciptakan koleksi fashion yang ramah lingkungan menurut standar tekstil internasional.
 
Dalam koleksi terbarunya kali ini, semua busana yang dibuat diproses dengan menggunakan cara-cara yang berkelanjutan, zat warna alami, bubuk pewarna ramah lingkungan, ekstrak cairan, dan serat organik.

Berkolaborasi dengan para penenun perempuan yang berasal dari 9 provinsi di Indonesia Merdi Sihombing menciptakan koleksi busana tenun yang berasal dari berbagai daerah etnik di Indonesia, seperti Samosir, Lombok, Sintang, Padang dan masih banyak lagi.

Selasa, 04 Oktober 2016

Ekonomi Kreatif Desa

Ekonomi kreatif adalah ekonomi masa depan yang bertumpu pada daya kreasi manusia. Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan pada kreativitas berpikir 'thinking new things', yaitu berpikir sesuatu yang baru. Manifestasinya sangat banyak, seperti berpikir tentang cara baru, model baru, desain baru, pemasaran baru, usaha baru, distribusi baru, strategi baru, dan lain sebagainya.

Menurut data Departemen Perdagangan dan Perindustrian ekonomi kreatif menyumbang sekitar 11,75% dari PDB Indonesia pada tahun 2013. Sektor ini banyak disumbang oleh UKM sekitar 22,8%. Padahal jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta dengan sumbangan 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menampung 97% tenaga kerja. Artinya masih ada UKM yang belum masuk ke Industri kreatif sekitar 80% an lagi.

Kamis, 29 September 2016

Perempuan Berdaya, Keluarga dan Masyarakat Sejahtera


“Kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK) Pantura Mekar Jaya Desa Kalipang, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang harus solid dan mandiri agar mampu membawa perubahan di masyarakat,” tegas Ibu Budi Dayanti, KaBid. PKHPP BP3AKB Provinsi Jawa Tengah. Motivasi tersebut disampaikan pada sambutan di awal kegiatan Supervisi dan Pendampingan Program Pendidikan Kemasyarakatan Berperspektif Gender (PKBG), Rabu (21/09) lalu.
 
Program PKBG merupakan sebuah program pendidikan kritis untuk perempuan kerjasama antara Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) wilayah Jawa. Program ini sudah dilaksanakan di 9 kabupaten, dan rencananya akan dikembangkan di seluruh kab./kota di wilayah Jawa Tengah.

Inginkah UMKM dan Koperasi Kuat?

Awal Agustus lalu di Jakarta dihelat konferensi internasional Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-12 bertema “Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan?” Tidak kurang, dari Presiden Joko Widodo dan belasan kepala negara hadir dalam pembukaannya.

Ketika ribuan tokoh berbagai penjuru dunia berkumpul, kita pun bertanya: adakah hasilnya berpengaruh pada dunia yang makin didera kesenjangan ekonomi yang melebar? Tun Musa Hitam, ketua penyelenggara, menyampaikan dalam pidato penutup, WIEF tidak bermaksud mengumpulkan tokoh-tokoh “elite” untuk berbicara isu ekonomi sebagai isu yang “elite.”

WIEF menyadari sebagian besar Muslim ataupun yang bukan, di seluruh dunia, adalah mereka yang ada di bottom of the pyramid, yaitu pengusaha dan skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karenanya, diskusi WIEF haruslah kaya masukan “dari bawah” yang membahas pengembangan UMKM.

Di Indonesia, jumlah usaha mikro mencapai 98,8 persen dari seluruh unit usaha dan usaha kecil satu persen. Bila digabung, usaha mikro dan kecil 99,8 persen dari seluruh entitas usaha di Indonesia. Adapun usaha berskala menengah hanya 0,1 persen dan usaha besar 0,01 persen.

Sinergitas JARPUK dengan SKPD Tingkat Kabupaten Program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP)

Pembangunan yang responsif gender dihadirkan sebagai perspektif dalam pemberdayaan perempuan dan ekonomi, khususnya di pedesaan. Perspektif  gender menjadi penting bagi perempuan dalam melakukan pengembangan ekonomi. Tanpa pemahaman gender yang baik, pengembangan ekonomi bagi perempuan kemungkinan tidak akan berdampak pada proses pemberdayaan,tetapi sebaliknya hanya akan mengeksploitasi diri perempuan. Permasalahan perempuan di bidang ekonomi tidak terlepas dari kemiskinan.

Selama ini, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baru sebatas meningkatkan ketrampilan, pemberian modal, akses pasar tetapi persoalan lain belum tersentuh, persoalan lain yang dihadapi perempuan disektor ekonomi mikro adalah model pendekatan program pengentasan kemiskinan lebih banyak terpaku pada forum-forum formal, pengelolaan program belum mengintegrasikan pendidikan, kesehatan, politik dan ekonomi. Masing-masing SKPD berjalan sendiri-sendiri, tidak ada sinergisitas dengan SKPD/stakeholder lokal ditingkat desa/kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Jaringan Perempuan Pelaku Usaha Kecil (Jarpuk) di beberapa Kabupaten yang telah dibentuk BP3AKB Provinsi Jawa Tengah bersama Asppuk Wilayah Jawa  selama ini kurang berkembang secara maksimal karena kurangnya dukungan SKPD terkait di tingkat Kabupaten dalam hal penganggaran yang responsif gender untuk mendukung program PPEP secara umum dan program Jarpuk secara khusus.

Perempuan Kepala Keluarga Mampukah Berdaya dan Mandiri?

Pada tahun 2013, Biro Pusat Statistik (BPS) memperkirakan terdapat 65 juta keluarga di lndonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 14% (9 juta) dikepalai oleh perempuan. BPS telah mengkualifikasikan bahwa orang yang dapat disebut sebagai kepala keluarga yakni orang yang dalam kenyataannya bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari dalam sebuah rumah tangga atau orang yang dianggap sebagai kepala keluarga.

Nilai sosial budaya masyarakat, umumnya masih menempatkan perempuan dalam posisi sub-ordinat. Sebagaimana secara tegas juga tertulis di dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, bahwa dalam kehidupan sosial politik dan kemasyarakatan di lndonesia, kepala keluarga adalah suami atau laki-laki.

Berpijak dari itulah, keberadaan perempuan sebagai kepala keluarga tidak sepenuhnya diakui baik dalam sistem hukum yang berlaku, maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Akibatnya perempuan kepala keluarga menghadapi diskriminasi hak dalam kehidupan sosial politiknya.

Rabu, 28 September 2016

Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan Bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro Provinsi Papua


“Pembangunan yang utuh adalah suatu model pembangunan yang lebih bersifat transformatif, yang menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik secara jasmani dan rohani. Di mana masyarakat tampil sebagai subyek dan obyek dari pembangunan yang ditandai oleh partisipasi secara nyata dalam pembangunan...
(Benny Sweny, S.Sos., Direktur Eksekutif LPKP Provinsi Papua)


Lembaga Pengembangan Keagamaan  Papua (LPKP) Provinsi Papua adalah sebuah lembaga keagamaan yang baru saja terbentuk namun mempunyai peranan yang cukup besar di Tanah Papua. Karena lembaga ini bermitra dengan Pemerintah Provinsi Papua, khususnya Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Provinsi Papua, untuk bersama-sama mewujudkan visi misi Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera di segala aspek kehidupan. LPKP mendapatkan dukungan sumber daya (terutama pendanaan) dari Gubernur Lukas Enembe, S.IP., MH. dan Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE., MM. melalui dukungan kebijakan pengalokasian anggaran dari dana otonomi khusus (Otsus) Provinsi Papua.

Kebijakan pengelolaan dana Otsus saat ini adalah 80% diperuntukan bagi kabupaten/kota di seluruh wilayah Papua, sedangkan 20% dialokasikan untuk Provinsi Papua, dengan peruntukan untuk pembangunan keagamaan dan pemberdayaan umatnya. Dari anggaran Otsus 20% ini, mengalir pada dua pos, pos yang pertama dikelola untuk para pimpinan lembaga keagamaan di Papua (Protestan, Katolik, Islam, Hindu, dan Budha), serta pos yang satunya dikelola oleh LPKP yang dibentuk atas kebijakan Gubernur Papua.


Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan

Secara kultural perempuan memegang peranan penting, baik di keluarga maupun di masyarakat. Perempuan banyak terlibat dalam aktivitas ekonomi seperti warungan, kerajinan, perdagangan, dan berbagai usaha lainnya. Mayoritas dari mereka mempunyai usaha dengan skala yang sangat kecil. Sebagai anggota keluarga, perempuan menjadi pengatur keuangan keluarga, pendidik anak, sekaligus pencari nafkah bersama suaminya.

Gambaran di atas diungkapkan dalam data statistik yang dikeluarkan oleh BPS secara umum memperlihatkan bahwa di sektor lapangan pekerjaan utama (primer) di pedesaan, keterlibatan perempuan bukanlah beban atau hambatan dalam pembangunan, melainkan justru menjadi salah satu potensi dan asset dalam pembangunan. Bahkan dari 46 juta usaha mikro, kecil dan menengah, diketahui bahwa 60% pengelolanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dengan jumlah yang cukup banyak ini, peran perempuan pengusaha menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah serta mengatasi masalah kemiskinan. Oleh sebab itu, mereka perlu dikuatkan usahanya dengan cara berkelompok yang kemudian kelompok-kelompok tersebut didorong untuk membentuk sebuah jaringan.

Paradigma Baru Pendidikan Inklusif

Beberapa dasawarsa terakhir, banyak upaya yang dilakukan dunia untuk menciptakan pendidikan universal dalam rangka pemenuhan hak dasar pendidikan bagi semua anak. Pada tahun 1980-an, pertumbuhan pendidikan universal tidak hanya melambat, tetapi di banyak negara bahkan berbalik arah. Diakui bahwa ‘pendidikan untuk semua’ tidak terjadi secara otomatis (Stubbs, 2002:16).

Deklarasi Dunia Jomtien 1990 di Thailand tentang pendidikan untuk semua, mencoba menjawab tantangan yang ada dengan melangkah lebih jauh dari sekedar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Dinyatakan bahwa terdapat kesenjangan pendidikan, kelompok tertentu rentan akan diskriminasi dan ekslusi, yaitu anak perempuan, orang miskin, anak jalanan dan anak pekerja, penduduk pedesaan dan daerah terpencil, etnis minoritas dan kelompok-kelompok lainnya termasuk penyandang cacat. Dalam pasal II ayat 5 Jomtien dipertegas bahwa ‘langkah-langkah yang diperlukan perlu diambil untuk memberikan akses ke pendidikan yang sama kepada setiap kategori penyandang cacat sebagai bagian yang integral dari system pendidikan’ (Stubbs, 2002:16).

Instrumen internasional yang mendorong gerakan menuju pendidikan inklusif, terus digulirkan. Tahun 1994 dikeluarkan Pernyataan Salamca dan Kerangka Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus, yang hingga saat ini masih merupakan dokumen internasional utama tentang prinsip-prinsip dan praktik pendidikan inklusif. Stubbs (2002:17) mengutip beberapa konsep inti inklusi dari pernyataan Salamanca, antara lain: (1) anak-anak memiliki keberagaman yang luas dalam karakteristik dan kebutuhannya, (2) perbedaan itu normal adanya, (3)  sekolah perlu mengakomodasi semua anak, (4) anak penyandang cacat seyogyanya bersekolah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, (5) partisipasi masyarakat itu sangat penting bagi inklusi, (6) pengajaran yang terpusat pada diri anak merupakan inti dari inklusi, (7) kurikulum yang fleksibel seyogyanya disesuaikan dengan anak, bukan kebalikannya, (8) sekolah inklusif memberikan manfaat untuk semua anak karena membantu menciptakan masyarakat yang inklusif, (9) inklusi meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya pendidikan.