Minggu, 01 September 2019

TENUNKOE Berdayakan Budaya Tenun Ikat Asal Kupang



Tenunkoe adalah usaha kerajinan yang dimulai pada 2015 sebagai sebuah gerakan pemberdayaan perempuan pengrajin tenun di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tujuan utama mengubah perempuan pengrajin tenun menjadi pengusaha tenun guna mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan. Varian produk yang disulap dari tenun ikat (tenun khas Kupang) ini dimulai dari tas, baju, sleeve laptop, dompet, hingga accessories.

Ide menyulap tenun menjadi komoditas ini pertama kali timbul ketika para pendiri Tenunkoe, melihat tenun ikat ini memiliki potensi untuk dijual. “Keresahan kami di awal, tenun itu menjadi simbol budaya. Karena kami adalah anak muda, kami berpikir bagaimana tenun bukan hanya menjadi simbol budaya namun juga menjadi produk yang memiliki nilai jual, dan juga meningkatkan kualitas hidup penenunnya sendiri,” jelasnya. Memasuki tahun keduanya ini, Iwan dan kawan-kawan telah berhasil menjaring hingga 160 penenun.


Iwan bercerita bahwa tenun ikat ini awalnya hanya dipakai oleh masyarakat sekitar dan dibuat untuk menyambut acara tertentu saja, bukan untuk dijual. Iwan dan teman-teman pun merasa hal tersebut sedikit disayangkan, mengingat bahwa karya tenun ikat ini memiliki potensi untuk dibesarkan lagi. “Menurut kami apabila kita poles sedikit, kualitas kita tingkatkan, pasti akan memiliki nilai jual. Akhirnya kami mengggagas Tenunkoe ini.”

Tenunkoe juga memiliki visi untuk meningkatkan kecintaan dan apresiasi masyarakat terhadap kain Nusantara, terutama tenun ikat. Oleh karena itu untuk menambah kesadaran masyarakat mengenai tenun asal Kupang ini, Iwan membuat sebuah gerakan yaitu Gerakan Tenunkoe, dimana Iwan mengajak generasi muda untuk mengirim kreasi desain tenun mereka untuk dijadikan dijadikan produk tenun berikutnya. Gerakan ini berhasil mendapatkan beragam penghargaan sebagai sebuah program berkelanjutan inovatif, 2 di antaranya adalah sebagai Ashoka Changemaker Fabric of Change Semifinalist 2015 dan Sustainia 100 Solutions 2016. “Yang menyemangati kami adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas hidup ibu-ibu tenun di Kupang,” jelas Iwan.

Readmore @ www.blibli.com



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar