Selasa, 30 Oktober 2018

Pelatihan Kewirausahaan Sosial 'WIRABANGSA'


IBEKA (Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) berkerja sama dengan KEMENKO PMK (Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) akan mengadakan pelatihan kewirausahaan sosial yang bertujuan untuk merubah pola pikir pemuda-pemudi bangsa Indonesia agar menjadi wirausahawan sosial yang berkesadaran jiwa.

Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk saling berjejaring, berdiskusi, dan berkolaborasi sehingga diharapkan nantinya ada aksi nyata dari para peserta. Sasaran kegiatan ini adalah wirausahawan muda berusia 16-30 tahun.

Senin, 22 Oktober 2018

Gempa, Tsunami, Likuifaksi, dan Revolusi Kurikulum


Bencana gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah tidak hanya meninggalkan jejak duka mendalam, tetapi sekaligus seharusnya mengingatkan kita kembali betapa materi atau kurikulum pendidikan harus direvolusi, berubah orientasi dari pengetahuan yang sebagian tidak jelas tujuannya menjadi pengajaran ilmu aplikatif, dan jelas manfaatnya dalam kehidupan. Ungkapan saya mungkin terdengar lancang, tapi bukan tanpa alasan. Indonesia membutuhkan perubahan sesegera mungkin dan tidak boleh ditunda terkait pendidikan.

Sebelum membahas lebih lanjut, izinkan saya kembali pada memori tsunami di Aceh. Saat itu, menurut cerita suami yang bertugas di sana, seorang jurnalis dari stasiun televisi NHK Jepang yang ditemui menyimpulkan betapa sebagian besar masyarakat Aceh sama sekali tidak tahu apa pun tentang tsunami. Sebagian lagi bahkan baru pertama kali dalam hidup mendengar istilah tsunami.

Minggu, 21 Oktober 2018

Ayo Mengabdi "mBangun Deso"

 

“Mengenal dan membangun Indonesia dari beragam sudut perspektif kegiatan Traveling yang bermakna. Hanya satu tanah air ku, Ia berkembang hanya dengan usahaku. Dimulai dari hal kecil, dari diri kita masing-masing, karena kejayaan Indonesia berada di tangan pemuda.” ~Agent Inovator MD


Ayo Mengabdi  merupakan kegiatan pengabdian daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) yang terbuka untuk masyarakat umum lintas disiplin ilmu. Ayo mengabdi dirancang untuk mengembangkan dan menghubungkan daerah 3T di seluruh Indonesia. Pengabdian yang dilakukan meliputi bidang ekonomi, pendidikan, peternakan, kesehatan dan pariwisata Melalui kegiatan ini kamu akan diajak mengenal lebih dekat kearifan lokal dan sisi lain dari daerah 3T. Dengan semangat volountarism kami mengajak seluruh pemuda-pemudi Indonesia untuk menjadi garda terdepan dalam mengembangkan daerah 3T.

Kamis, 18 Oktober 2018

Ada Gempa? Jangan Lari!


A1.  Apa yang harus kita lakukan saat terjadi gempa? "Drop, Cover, Hold on" 
Saat terasa guncangan gempa jangan panik dan jangan terburu-buru berlari.
  1. Segera lakukan DROP atau berlutut. Tindakan ini akan membuat posisi tubuh kita lebih seimbang sehingga guncangan gempa tidak mudah menjatuhkan kita ke lantai. Posisi tubuh yang lebih seimbang juga memudahkan kita untuk mencari perlindungan. 
  2. Kemudian COVER atau lindungi kepala dan lehermu. Jika kamu berada dekat meja atau benda lain, merangkaklah masuk ke dalamnya sehingga kamu terlindung dari benda-benda yang berjatuhan. Bagi pengguna kursi roda, rem kursi rodamu, tetap merunduk dan lindungi kepala. 
  3. Setelahnya lakukan HOLD ON atau menunggu hingga guncangan gempa benar-benar berhenti. Jika kamu berlindung di bawah meja, berpeganganlah pada kaki meja sehingga meja tidak mudah bergeser. Tunggu sampai guncangan gempa benar-benar berhenti. 

Minggu, 14 Oktober 2018

Pemuda, penggejolak keberdayaan desa




“Jangan takut perubahan, kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan memperoleh sesuatu yang lebih baik.” -Andrew Nugraha

Dulu, desa identik dengan kemiskinan, kumuh, dan keterbelakangan. Mayoritas masyarakat desa, terutama para generasi muda, malu untuk mengakui desa sebagai tempat kelahiran dan tempat asal mereka. Sehingga, mereka lebih memilih untuk mencari kerja di perkotaan setelah menyelesaikan pendidikan formal di sekolah. Dampaknya, desa pun semakin terpuruk dalam lubang kelam, karena generasi muda sebagai angkatan produktif tidak mau terlibat dalam proses-proses pembangunan di desanya.
Namun saat ini, pasca implementasi UU Desa No 6 tahun 2014, geliat perubahan mulai bermunculan di pelosok-pelosok desa. Hal ini didorong dengan berbagai peluang yang mengiringi penerapan UU Desa tersebut. Secara penuh, desa diberikan otoritas (kewenangan) dalam mengembangkan dan memajukan desa masing-masing. Desa menjadi objek sekaligus subjek pembangunannya sendiri, dengan dukungan Alokasi Dana Desa (ADD). Hingga tahun ini, pemerintah telah menyalurkan Dana Desa sebesar Rp 187,65 triliun, dengan rata-rata desa mendapatkan dana antara Rp. 800 juta hingga Rp. 1 miliar tergantung luas wilayah dan jumlah penduduknya, dan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.

Beasiswa AFDF Asia Foundation di Asia dan Amerika Serikat 2019


 Tahun ini Asia Foundation kembali membuka penawaran beasiswa dalam bentuk fellowship di beberapa negara Asia. Pelamar Indonesia salah satu yang mendapat kesempatan mengikuti program Asia Foundation Development Fellows (AFDF) ini. Bentuk beasiswa yang ditawarkan berupa kegiatan pengembangan skill kepemimpinan serta pembekalan pengetahuan mendalam tentang Asia serta tantangan pembangunannya. Para kandidat terpilih akan menjalani pembelajaran intensif, kursus singkat, konferensi, serta studi tur di negara Asia (Korea Selatan dan Indonesia) serta Amerika Serikat.

Pelamar terbuka bagi Anda lulusan S1, S2, maupun S3. Dengan catatan Anda memiliki pengalaman profesional pada bidang-bidang keahlian yang menjadi perhatian Asia Foundation, seperti pemerintahan dan hukum, pembangunan ekonomi, pemberdayaan perempuan, lingkungan, dan kerjasama regional. Pelamar bisa saja dari LSM, pegawai pemerintah, pembuat kebijakan, pengusaha sosial, wartawan, pemerhati lingkungan, akademisi, serta kandidat berbakat dan berdedikasi lainnya pada bidang lain untuk mendaftar.


Beasiswa AFDF Asia Foundation 2019 akan berlangsung di Korea Selatan, Indonesia, dan Amerika Serikat (San Francisco dan Washington DC). Di Korea, peserta akan mengikuti program pelatihan kepemimpinan yang berlangsung pada 13 – 20 April 2019. Kemudian dilanjutkan dengan workshop yang berlangsung di Indonesia pada 20 - 27 April 2019. Selanjutnya peserta akan mengikuti dialog kepemimpinan serta kegiatan pertukaran yang berlangsung di Amerika Serikat pada 8 - 24 September 2019.

Kamis, 04 Oktober 2018

Update Terbaru (03 Oktober 2018) Gempa dan Tsunami Palu-Donggala



Rangkaian gempa bumi dengan magnitudo hingga 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami di perairan Palu dan sekitarnya, Jumat (28/9/2018). Berbagai bangunan, seperti rumah warga, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya rusak parah, ambruk sebagian atau seluruhnya dan tersapu gelombang. Jembatan Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu roboh setelah diterjang gelombang tsunami. Sementara itu, jalur trans Palu-Poso-Makasar tertutup longsor.

Ratusan orang meninggal dunia. Masih banyak yang hilang dan belum ditemukan. Puluhan hingga ratusan orang diperkirakan belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Sementara itu ribuan orang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Mereka kekurangan makanan dan pasokan BBM (Bahan Bakar Minyak).

Rabu, 03 Oktober 2018

Pemberdayaan Masyarakat Kunci Desa Mandiri


Mandiri didefinisikan sebagai keadaan dimana satu pihak dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak-pihak lain. Namun, kemandirian (independence) juga dinyatakan sebagai prespektif yang sama sekali berbeda dengan saling ketergantungan (interdependence). Kondisi saling ketergantungan mensyaratkan kolaborasi dan sinergitas multi pihak. Arah dan ukuran keberhasilan pembangunan kini akan sangat ditentukan seberapa besar irisan sinergi dapat dilakukan oleh tiga pihak pelaku pembangunan (pemerintah, sektor usaha dan masyarakat sipil), dalam ruang kesetaraan dialog yang cukup luas bagi begitu kompleksnya permasalahan dan kondisi yang sesungguhnya kini dihadapi masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat di era globalisasi menghadapkan kita pada tantangan yang besar. Tantangan itu terlihat dalam ketidakstabilan ekologi, ekonomi, politik, sosial, dan kultural yang tampak nyata dalam pelanggaran HAM, degradasi lingkungan, eksploitasi ekonomi dan politik. Melihat tantangan yang kompleks ini, kebutuhan akan strategi pemberdayaan masyarakat (Desa) yang secara khusus diharapkan mampu:

  1. merespon kondisi dan permasalahan masyarakat desa yang sangat spesifik di masing-masing wilayah;
  2. membangun strategi pemberdayaan masyarakat yang mampu mendorong terwujudnya konsep desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah dengan membangkitkan dan mempertautkan segenap potensi kemampuan para pihak pada tingkat lokal itu sendiri,
  3. membangun pemberdayaan yang memiliki perspektif jangka panjang dan tetap memegang teguh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.