Jumat, 26 Maret 2021

Penyintas Korban Bencana dapat Bantuan Alat Produksi Serta Dana Stimulan dari YSKK

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 


PALU, Kabar Selebes – Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) merampungkan program bantuan untuk perempuan penyintas di Palu, Sigi dan Donggala, pada September 2019 tahun ini yang didanai oleh ChildFund International dan AKH, Germany.

Puluhan ibu rumah tangga di hunian sementara (Huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Selasa (24/9/2019) menerima bantuan dana stimulan dan alat produksi.

Bantuan dana dan alat produksi itu, diberikan untuk membantu usaha mikro ibu-ibu penyintas pascabencana 28 September 2018 silam.

Bantuan ini bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana di Kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Penyintas Korban Bencana dapat Bantuan Alat Produksi Serta Dana Stimulan dari YSKK

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 

LAYANA, MERCUSUAR- Dalam mendukung percepatan pemulihan di Pasigala (Palu, Sigi, dan Donggala), terutama dalam bidang ekonomi, Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dengan dukungan pendanaan dari Child Fund International dan AKH Germany, telah melaksanakan program ‘Sulawesi Early Recovery Phase’ – Livelihood for Women (Young Women and Mothers) in Micro Enterprises’ selama enam bulan periode Maret-Agustus 2019. Namun, dengan berbagai pertimbangan, terutama kebutuhan untuk penguatan kemandirian kelompok dampingan, maka pelaksanaan proyek diundur sampai September 2019.

Di akhir Agustus lalu, telah disepakati bersama adanya nota kesepahaman terkait komitmen bersama untuk melanjutkan keberhasilan proyek, khususnya dalam rangka pemberdayaan perempuan antara Child Fund International (sebagai pemilik proyek) dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, yang diwakili oleh Setda dan Kadis Koperasi UMKM Provinsi Sulteng.

YSKK Serahkan Bantuan Stimulan Tahap Dua

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 


SULTENG RAYA – Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) bersama Chilfund kembali memberikan bantuan stimulan tahap dua berupa alat produksi usaha dan dana kelompok sebesar Rp11 juta bagi  tiga kelompok usaha serta 87 perempuan pelaku usaha di Huntara Layana Indah, Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa (24/9/2019).

Penyerahan stimulan itu merupakan tindak lanjut terhadap keberhasilan proyek pembinaan pascabencana selama ini, khususnya dalam mengembalikan usaha para perempuan terdampak bencana di Kota Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala).

YSKK-Chilfund juga telah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dengan adanya penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) soal pembinaan perempuan untuk menghidupkan kembali usaha mensejahterakan para penerima manfaat.  

BANTUAN PEMULIHAN USAHA MIKRO KORBAN BENCANA

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 

Perwakilan Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Iwan Setiyoko (kanan) memberi sambutan pada kegiatan penyerahan bantuan stimulan modal usaha bagi perempuan pengusaha mikro di Kompleks Hunian Sementara (Huntara) Layana di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/7/2019). YSKK bekerja sama dengan ChildFund, AKH Germany dan LPBI-NU memberikan bantuan modal usaha bagi perempuan pengusaha mikro korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala dengan total lebih dari satu miliar rupiah serta diharapkan dapat kembali memulihkan mata pencaharian sekitar 556 perempuan pengusaha mikro korban bencana di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.


Penerima bantuan mengambil buku rekening pada kegiatan penyerahan bantuan stimulan modal usaha bagi perempuan pengusaha mikro di Kompleks Hunian Sementara (Huntara) Layana di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/7/2019). YSKK bekerja sama dengan ChildFund, AKH Germany dan LPBI-NU memberikan bantuan modal usaha bagi perempuan pengusaha mikro korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala dengan total lebih dari satu miliar rupiah serta diharapkan dapat kembali memulihkan mata pencaharian sekitar 556 perempuan pengusaha mikro korban bencana di daerah tersebut. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.


Sumber: Antarafoto.com

Silahkan baca juga: 

Ratusan perempuan penyintas korban bencana Sulteng diberi modal usaha

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 


Sedikitnya 560 perempuan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, yang kehilangan mata pencaharian, memperoleh dana stimulan berupa modal usaha dari Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dengan dukungan dana ChilFund dan AKH Germany.

"Bantuan usaha yang kita berikan berupa modal usaha pribadi dan kelompok usaha. Kita juga bantu alat-alat produksi untuk kelompok usaha," kata Koordinator Proyek SERP-YSKK, Iwan Setiyoko usai menyerahkan bantuan modal usaha dan alat usaha kepada perempuan penyintas dan kelompok usaha penyintas di hunian sementara (huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa.

Ia mengatakan modal usaha yang diberikan sejak Maret hingga akhir September sudah sebesar Rp1,6 miliar.

Ratusan Perempuan Penyintas Korban Bencana Sulteng Diberi Modal Usaha

 Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)



Businesstoday.id, Palu
– Sedikitnya 560 perempuan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, yang kehilangan mata pencaharian, memperoleh dana stimulan berupa modal usaha dari Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dengan dukungan dana ChildFund dan AKH Germany.

“Bantuan usaha yang kita berikan berupa modal usaha pribadi dan kelompok usaha. Kita juga bantu alat-alat produksi untuk kelompok usaha,” kata Koordinator Proyek SERP-YSKK, Iwan Setiyoko usai menyerahkan bantuan modal usaha dan alat usaha kepada perempuan penyintas dan kelompok usaha penyintas di hunian sementara (huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa (24/9/2019).

Ia mengatakan modal usaha yang diberikan sejak Maret hingga akhir September sudah sebesar Rp1,6 miliar.

Bantuan tersebut meliputi dana stimulan modal usaha kepada perempuan penyintas yang kehilangan mata pencahariannya yang tinggal di rumah senilai Rp2,25 juta, yang tinggal di huntara Rp2,75 juta dan kepada kelompok usaha Rp11 juta.

Perempuan Penyintas Korban Bencana Sulteng Diberi Modal Usaha

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)



Palu, MNEWS.co.id
– Sebanyak 560 perempuan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, yang kehilangan sumber penghasilan, memperoleh dana stimulan berupa modal usaha dari Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dengan dukungan dana ChilFund dan AKH Germany.

“Bantuan usaha yang kita berikan berupa modal usaha pribadi dan kelompok usaha. Kita juga bantu alat-alat produksi untuk kelompok usaha,”
kata Iwan Setiyoko, Koordinator Proyek SERP-YSKK, setelah memberikan bantuan modal usaha dan alat usaha kepada perempuan penyintas dan kelompok usaha penyintas di hunian sementara (huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa (24/9/19).

Iwan menjelaskan bahwa modal yang diberikan sejak Maret sampai akhir September sudah terkumpul sebesar Rp1,6 miliar. Bantuan itu antara lain berupa dana stimulan modal usaha kepada perempuan penyintas yang kehilangan sumber penghasilan yang tinggal di rumah senilai Rp2,25 juta, yang tinggal di huntara Rp2,75 juta dan kepada kelompok usaha Rp11 juta.

Kamis, 25 Maret 2021

Kerugian UMKM Akibat Bencana Sulteng Ditaksir Capai 83 Miliar

 Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 


Akibat gempa, tsunami dan likuefaksi yang menerjang, Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) pada 28 September 2018, sekitar 2.300 lebih usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terdampak, dengan kerugian ditaksir sekitar Rp 83 miliar.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Sulawesi Tengah, Eda Nur Ely, usai menyerahkan secara simbolis dana stimulan modal usaha untuk Perempuan Pengusaha Mikro kepada perwakilan kelompok UMKM di Huntara Dupa Indah, Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kamis (4/7). Bantuan dana stimulan ini diinisiasi oleh Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) bekerjasama dengan ChildFund, AKH Germany, dan LPBI-NU. 

Eda Nur Ely mengatakan, jenis usaha yang paling banyak terdampak bencana 28 September adalah kelompok usaha kafe. Namun, dengan adanya bantuan stimulan usaha yang diberikan ini akan sangat membantu percepatan pemulihan bagi UMKM tersebut.

YSKK Serahkan Stimulan Modal Usaha di Pasigala

Dokumentasi Proyek SERP Pasigala, Sulteng (Maret-Oktober 2019)

 


Palu, Metrosulawesi.id –
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat korban bencana. Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK)  menyerahkan bantuan dana stimulan modal usaha bagi perempuan penyintas di Palu, Sigi dan Donggala.

Kegiatan tersebut berlangsung di kompleks Hunian sementara (Huntara) Dupa Kelurahan Layana Indah Kecamatan Mantikulore Kota Palu, Kamis 4 Juli 2019.

Koordinator Proyek Sulawesi Early Recovery Phase (SERP) YSKK, Iwan Setiyoko mengungkapkan sejak dilakukan inisiasi proyek tahap pembangunan awal Sulawesi. Pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan maksimal dalam hal penyaluran dana stimulan modal usaha.

“Jadi, apa yang kami lakukan dari pertama, tahap mulai assement hingga sampai pada perekrutan, kemudian dibentuklah dua kelompok usaha, khusus di Huntara Dupa Layana Indah dengan jumlah anggota 87 orang,” ungkapnya.

Kamis, 18 Maret 2021

Perempuan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil Butuh Solusi Pemasaran


Dampak pandemi terhadap sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang digerakkan perempuan ternyata lebih terasa. Sejumlah program bantuan dan penyelamatan usaha dilakukan, tetapi banyak yang dinilai tidak tepat sasaran. Salah satunya dibuktikan melalui riset Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) pada kelompok usaha kecil dampingan mereka di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Iwan Setiyoko, Direktur YSKK mengatakan, pangkal permasalahan ada pada data. Sejak lama, data menjadi celah yang membuat program pemerintah tidak tepat sasaran, dan pandemi memperparah dampak salah data tersebut. 

"Temuan kami di lapangan, permasalahan muncul karena data yang tidak sinkron, antara dari dinas dan data di lapangan, sehingga banyak dari teman-teman dampingan perempuan pelaku usaha tidak terdata di dinas terkait,” kata Iwan kepada VOA.

Karena data yang tidak sinkron, lanjut Iwan, program lanjutan seperti penguatan kapasitas menjadi tidak tepat sasaran. Banyak perempuan pelaku usaha yang benar-benar memiliki produk, justru tidak masuk dalam program itu.