Senin, 05 Juni 2017

Puasa untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem

Selamat Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2017


Pada dasarnya semua makhluk hidup membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, sederhananya makanan seperti bahan bakar kendaraan, tanpa bahan bakar maka kendaraan tidak akan bisa berjalan. Manusia mungkin hanya dapat bertahan hidup selama beberapa hari saja tanpa makan dan minum, tetapi beberapa hewan ini dapat bertahan hidup dalam waktu bulanan bahkan puluhan tahun. Di alam semua makhluk hidup mengikuti irama Sunatullah yang kita kenal dengan rantai makanan.

Pada tiap jaring makanan, energi akan hilang setiap kali memakan satu organisme lain. Karena itu, harus ada lebih banyak tanaman dari ada pemakan tumbuhan. Harus ada lebih banyak pemakan tumbuhan daripada pemakan daging. Meskipun ada persaingan yang ketat antara hewan, ada juga saling ketergantungan. Bila salah satu spesies punah, hal itu dapat mempengaruhi seluruh rantai spesies lain dan memiliki konsekuensi tak terduga.

Manusia datang/didatangkan ke bumi dimaksudkan untuk memanfaatkan sumber daya itu dan menjaga keseimbangan itu. Dalam perjalanannya manusia menjadi super predator karena hampir semua rantai makanan dilahapnya secara rakus dan berlebih lebih. Allah SWT memerintahkan umatnya untuk memahami fitrahnya di bumi sebagai bagian dari ekosistem.

Bagaimana agar manusia tidak rakus dan sustainabilitas makanan tetap terjaga? Salah satunya dengan PUASA WAJIB SEBULAN PENUH dan puasa sunah lainnya. Puasa yang bagaimana?

Puasa yang sesungguhnya yaitu hanya makan 2x, saat sahur dan buka saja. Jadi ada 1 porsi yang disimpan sebagai cadangan makanan di masa depan. Kita hitung saja, umat Islam berpuasa jumlahnya 1 Milyar x 30 hari x 1 porsi = 30 Milyar porsi yg dicadangkan/dihemat setiap tahun.

Jika makanan yang tidak dimakan, itu juga berarti bahwa semua sumber daya dan input yang digunakan dalam produksi semua makanan juga hilang atau tidak ada. Sebagai contoh, untuk memproduksi 1 liter susu dibutuhkan sekitar 1.000 liter air dan sekitar 16.000 liter masuk ke dalam makanan sapi untuk membuat hamburger. Emisi gas rumah kaca dari sapi itu sendiri, dan seluruh rantai suplai makanan juga hilang. Bahkan, juga akan mengurangi penggunaan 70% dari konsumsi air tawar, 80% dari deforestasi, dan 30% dari emisi gas rumah kaca.

Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) 2013, setiap tahun 1,3 miliar ton makanan yang terbuang, setara dengan jumlah yang sama yang diproduksi di seluruh sub-Sahara Afrika. Pada saat yang sama, 1 dari setiap 7 orang di dunia kelaparan dan lebih dari 20.000 anak di bawah usia 5 mati setiap hari karena kelaparan.

Bagaimana dengan Puasa kita?

Tapi sayang, budaya berpuasa kita lebih konsumtif dan berlebihan. Setelah buka kita makan sebanyak banyaknya bahkan melebihi saat tidak bulan puasa. Hal ini bisa dilihat dari harga-harga yang selalu naik begitu memasuki bulan Ramadhan. Padahal Allah SWT juga mengingatkan lewat Surat Al A'raf: 31 "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

KITA ITU BAGIAN DARI ALAM


Sumber:
Amien Widodo <amien.widodo@gmail.com>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar