Untuk memastikan proses 'sharing knowledge' dari berbagai lembaga (NGO nasional/internasional/lokal, ormas, dll) yang sedang dan akan berprogram dalam recovery Pasigala, maka koordinasi secara berkala mutlak diperlukan.
Sehingga, implementasi dan penyebaran bantuan/program bisa menyasar kepada seluruh masyarakat yang terdampak bencana, tanpa terkecuali. Hal ini dapat meminimalisir penumpukan bantuan/program hanya di beberapa titik saja, terutama di wilayah-wilayah yang 'media darling'.
Proses seperti inilah yang akan menjadi sebuah pembelajaran bersama, baik bagi setiap lembaga yang sedang berprogram maupun bagi pemerintah setempat, mulai dari level desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, bahkan hingga ke pusat, dan tak ketinggalan adalah masyarakat sebagai sasaran langsungnya. Pembelajaran berharga akan menjadi bekal penting dalam proses tanggap bencana & recovery berikutnya, di manapun/kapanpun, meskipun kita tidak pernah berharap hal itu akan terjadinya.
Namun, kesiapsiagaan terhadap bencana dari semua
pihak sangatlah diperlukan. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan
resiko bencana sangat tinggi. Potensi bencana tsunami di Indonesia
menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei oleh
PBB (UNISDR). Resiko ancaman tsunami di Indonesia bahkan lebih tinggi
dibandingkan Jepang, dan diprediksi ada 5.402.239 orang yang berpotensi
terkena dampaknya
Secara geografis Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Kondisi tersebut sangat berpotensi, sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Dengan kerjasama yang baik dari semua pihak, maka #PasigalaBangkit di semua sektor bisa segera terwujud, serta kesiapsiagaan terhadap bencana bisa terus diasah dan ditingkatkan. Semoga...
***
Lokasi pertemuan: Pasigala (nomaden)
Waktu: berkala dan/atau sesuai kebutuhan
#YSKKBerkarya
#ChildFundAlliance
#SulawesiEarlyRecoveryPhase
#PemberdayaanEkonomiPerempuan
#PemberdayaanMasyarakat
#BerdayaBersama
#InovatorPerubahanMasyarakat
Baca juga:
- Koordinasi Multistakeholder (1)
- Pasigala Bangkit - Sulawesi Early Recovery Phase (SERP) Project
Secara geografis Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Kondisi tersebut sangat berpotensi, sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Dengan kerjasama yang baik dari semua pihak, maka #PasigalaBangkit di semua sektor bisa segera terwujud, serta kesiapsiagaan terhadap bencana bisa terus diasah dan ditingkatkan. Semoga...
***
Lokasi pertemuan: Pasigala (nomaden)
Waktu: berkala dan/atau sesuai kebutuhan
#YSKKBerkarya
#ChildFundAlliance
#SulawesiEarlyRecoveryPhase
#PemberdayaanEkonomiPerempuan
#PemberdayaanMasyarakat
#BerdayaBersama
#InovatorPerubahanMasyarakat
Baca juga:
- Koordinasi Multistakeholder (1)
- Pasigala Bangkit - Sulawesi Early Recovery Phase (SERP) Project
Tidak ada komentar:
Posting Komentar