JAKARTA – Sejumlah peserta Program Organisasi Penggerak (POP) siap menjalankan praktik baik pendidikan di berbagai daerah seluruh Indonesia mulai tahun ini. Hal ini dilakukan setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelesaikan evaluasi dan kelengkapan administrasi program tersebut.
Direktur Pelaksana Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Iwan Setiyoko menjelaskan POP merupakan salah satu langkah efektif meningkatkan kualitas pendidikan dengan membawa unsur kegotongroyongan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Iwan adalah salah satu peserta POP yang fokus mengembangkan pendidikan dasar dan usia dini.
“Program ini bagus untuk mengkristalisasi upaya yang dilakukan
lembaga pegiat pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Program ini juga
mampu mengkompilasi, meramu, serta mereplikasi berbagai capaian positif
yang dilakukan sesuai kebutuhan dan sumber daya masing-masing daerah,”
kata Iwan, Selasa, 9 Maret 2021.
Melalui program ini, YSKK akan menginisiasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ramah Anak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dengan sasaran 264 lembaga PAUD, 756 Pendidik, dan 264 Pengelola/Kepala PAUD. Implementasi program ini merupakan pengembangan program yang sudah dilakukan sebelumnya oleh YSKK di lokasi yang sama dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.
Iwan menegaskan YSKK telah berkomitmen penuh mengembangkan pendidikan khususnya dalam program POP. Program ini dinilai sejalan dengan mandat yang dimiliki YSKK yakni meningkatkan akses layanan PAUD yang berkualitas dan berkeadilan. Oleh karena, yayasan siap memobilisasi sumber daya lembaga (SDM, jaringan, pengalaman, dan sebagainya) untuk mendukung keberhasilan capaian program.
YSKK telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan jaringan pendidikan di Sukoharjo seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) serta Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) – organisasi di bawah naungan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Koordinasi terkait persiapan implementasi program dengan melakukan
pendataan sasaran program, sehingga program bisa segera dijalankan saat
nota kesepahaman (MoU) dan proses administratif Kemendikbud selesai.
Pendataan dan identifikasi ini juga menjadi data awal acuan keberhasilan
program.
Iwan optimistis POP akan berjalan dengan baik setelah
berkaca pada proses evaluasi yang dilakukan. Ditambah lagi komitmen
penuh Kemendikbud selaku inisiator program, seluruh lembaga pegiat
pendidikan selaku pelaksana program, serta dukungan kemitraan di
masing-masing daerah.
Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Ircos
Indonesia Nur Syamsudin. Menurutnya, POP akhirnya akan menghasilkan
sekolah penggerak di kabupaten/kota yang menguntungkan dan memberikan
kontribusi positif bagi daerah.
“Kami dari tahun 2020 sudah siap melaksanakan POP dan berkomitmen
tinggi selalu mendukung kemajuan pendidikan nasional. Kami akan selalu
dan terus melakukan praktik baik yang selama ini sudah dilakukan dengan
atau tanpa anggaran dari pemerintah,” tegas Syamsudin.
IRCOS
Indonesia nantinya akan mendukung pengembangan sekolah, kepala sekolah,
guru dan stakeholder sekolah. Yayasan ini mempunyai berbagai ahli di
bidang pendidikan, fasilitator, peneliti dan relawan yang akan
mengerahkan keahlian dan kompetensi masing-masing sebagai suksesor POP.
Adapun pengembangan metodologi difokuskan kepada metode, strategi, dan
praktik baik yang merupakan ciri khas pemberdayaan stakeholder sekolah.
POP
dinilai menjadi upaya positif Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbud untuk melibatkan masyarakat secara langsung
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Praktik baik nantinya akan
diadopsi Kemendikbud menjadi kebijakan.
“Program ini rencananya akan dilaksanakan mulai April 2021 tergantung persetujuan Kemendikbud terhadap masing-masing organisasi masyarakat yang sudah memenuhi seluruh persyaratan,” pungkas Syamsudin.
Sumber: Balinesia.id
Silahkan baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar