Refleksi berproses, belajar, dan berkarya bersama YSKK
“Ada dua cara untuk menebarkan cahaya terang; Jadilah nyala lilin atau cermin yang menerima sinarnya.”
(Edith Watson)
Sepenggal Kisah
Ibu Tina, nama panggilan Ibu Rostina, salah seorang disabilitas tuna daksa (kakinya mengecil, sehingga tidak bisa menopang tubuhnya) sejak kecil diakibatkan karena polio. Dia adalah salah satu perempuan pelaku usaha kecil yang juga penyintas bencana di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Meskipun dalam kondisi terbatas, dia tetap berusaha bertahan mengelola warung kecilnya, karena dia adalah satu-satunya pencari nafkah yang menghidupi keponakan dan ibu tirinya (yang sudah lansia). Sebelum bencana dia memakai kursi roda dalam menjalankan aktivitas menjaga kios, tetapi setelah bencana dia harus dibantu oleh keponakannya, karena warungnya sempit dan modelnya telah diubah menjadi panggung. Hal ini sebagai akibat naiknya air laut ke daratan (rob) hingga masuk ke rumah-rumah warga, setiap sore sampai pagi hari. Sehingga, dia tidak bisa lagi untuk memakai kursi roda di warungnya.